VIVAnews - Kekacauan di Bahrain akibat demonstrasi menentang pemerintahan kerajaan menyebabkan ketidakstabilan di negara tersebut. Hal ini tidak lain adalah rencana asing untuk menggulingkan pemerintahan Bahrain.
Pernyataan ini disampaikan oleh Raja Bahrain, Hamad bin Isa Al-Khalifa, dilansir dari laman CNN, Senin, 21 Maret 2011. Hamad mengatakan bahwa rencana menghancurkan Bahrain dan menggulingkan kerajaan telah dirancang sejak lebih dari dua dekade yang lalu.
"Sebuah rencana dari luar telah dirancang sejak 20 sampai 30 tahun yang lalu, menunggu waktu yang tepat ketika gerakan subversif tumbuh subur," ujar Hamad.
Namun, lanjutnya, rencana ini telah digagalkan oleh pemerintah. Dia mengatakan bahwa rencana semacam itu tidak akan berhasil terhadap Bahrain dan beberapa negara teluk lainnya.
"Dengan ini saya mengumumkan kegagalan rencana tersebut. Rencana subversi itu tidak akan mungkin, apakah itu di bahrain ataupun negara anggota GCC (Dewan Kerjasama Teluk), Alhamdulillah," ujarnya.
Dia mengatakan jika saja rencana tersebut dapat merusak satu saja dari enam negara anggota GCC, maka kerusakan dengan mudah menyebar ke negara lainnya.
Hamad tak menyebutkan negara mana yang mempunyai rencana menggulingkan kerajaan Bahrain, namun indikasi kuat mengarah kepada Iran.
CNN mengatakan pemerintahan Syiah Iran telah sejak lama dituduh akan merusak kedaulatan kerajaan Bahrain yang mayoritas Sunni.
Hubungan kedua negara juga sempat tegang ketika demonstrasi menentang kerajaan, yang kebanyakan demonstran adalah kaum Syiah, digempur oleh tentara Bahrain. Iran mengutuk kekerasan tersebut.
Iran juga mengecam campur tangan Arab Saudi dalam usaha meredam kekerasan di Bahrain. Pada 14 Maret lalu, pemerintah Arab Saudi mengirimkan sekitar seribu tentara ke pusat kota Manama, ibukota Bahrain.
• VIVAnews
0 komentar:
Posting Komentar