VIVAnews - Kepala intelijen Libya era Moammar Khadafi, Abdullah al-Senoussi, tertangkap setelah beberapa bulan buron. Dia dicari atas kejahatan melawan kemanusiaan pada upaya revolusi menggulingkan Khadafi tahun lalu.
Dilansir Guardian, Sabtu 17 Maret 2012, Senoussi tertangkap di bandara Mauritius saat hendak menuju tempat persembunyiannya di negara tersebut. Menurut pernyataan pemerintah setempat, Senoussi baru datang dari kota Casablanca di Maroko dengan menggunakan paspor palsu Mali.
Belum ada konfirmasi dari Dewan Transisi Libya atas penangkapan itu. Namun, berita ini merupakan angin segar bagi keluarga puluhan ribu orang yang tewas saat tentara Khadafi menggempur aktivis.
Senoussi disebut sebagai salah aktor dibalik pembantaian aktivis di Libya. Bersama dengan putra Khadafi, Saif al-Islam, Senoussi lantas menjadi buronan Mahkamah Kriminal Internasional (ICC).
Senoussi yang merupakan ipar Khadafi adalah satu dari enam warga Libya yang divonis penjara seumur hidup secara in abstentia di Perancis atas dakwaan pengeboman pesawat Perancis di Niger, yang menewaskan 170 orang pada 1989.
Awalnya, dia sempat dikabarkan tertangkap bersama dengan pejabat tinggi Libya lainnya. Namun ternyata dia telah melarikan diri. Oktober tahun lalu, diplomat Barat di Mali mengatakan bahwa Senoussi berada di negara tersebut, memicu pencarian besar-besaran oleh pemerintah setempat dibantu pasukan Perancis.
Seperti para buronan sebelumnya, Senoussi juga menjadi rebutan berbagai pihak. Perancis menginginkan agar dia dihukum di negaranya, sementara ICC juga menginginkan agar dia diadili di Den Haag, Belanda. Dewan Transisi sebagai pemerintah sementara Libya juga merasa berhak mengadilinya di pengadilan mereka sendiri. (eh)
• VIVAnews

0 komentar:
Posting Komentar