VIVAnews - Amerika Serikat (AS) menyatakan tidak berminat memimpin operasi militer atas Libya, kendati telah memelopori penembakan rudal ke sasaran-sasaran militer rezim Muammar Khadafi akhir pekan lalu. Maka, dalam beberapa hari, kepemimpinan operasi pasukan Koalisi (Sekutu) itu akan diserahkan ke Prancis, Inggris, atau NATO (Organisasi Pertahanan Atlantik Utara).
Menurut kantor berita Associated Press, pernyataan itu disampaikan Menteri Pertahanan Robert Gates pada Minggu malam waktu AS. Gates menyatakan bahwa sikap itu sesuai arahan Presiden Barack Obama bahwa AS hanya menjalankan peran yang terbatas atas kampanye militer di Libya.
AS pun tidak akan mengerahkan pasukan darat untuk menjalankan resolusi Dewan Keamanan PBB yang disahkan Kamis pekan lalu, yang hanya merestui zona larangan terbang di Libya untuk mencegah serangan udara rezim Khadafi atas pasukan pemberontak.
"Kami sepakat menggunakan kemampuan yang terukur dan dalam beberapa hari mendatang akan menyerahkan tanggung jawab utama kepada pihak lain," kata Gates dalam perjalanan menuju Rusia.
"Kami akan terus mendukung mendukung koalisi dan akan menjadi anggota. Kami akan tetap menjalankan peran militer dalam koalisi, namun tidak akan mengemban tanggung jawab utama," kata Gates.
Menurut dia, ada dua kemungkinan terkait kepemimpinan operasi militer atas Libya. Kampanye itu akan dipimpin bersama oleh Inggris-Prancis, atau akan di bawah kendali NATO, di mana anggotanya termasuk AS, Inggris, Prancis, dan negara-negara Eropa lainnya.
Serangan atas Libya dimulai pada Sabtu pekan lalu, 19 Maret 2011. Kapal perang AS dan Inggris saat itu menembakkan 112 rudal jelajah Tomahawk ke target-target militer Libya. Selanjutnya pesawat AS - di antaranya pengembom siluman B-2 dan jet-jet tempur Marinir - bersama dengan pesawat-pesawat Prancis melakukan serangan udara. (umi)
Home »
» AS Tidak Berminat Pimpin Serangan ke Libya
AS Tidak Berminat Pimpin Serangan ke Libya
Posted by Rakhma Andamari
Posted on 11.00
with No comments
0 komentar:
Posting Komentar