VIVAnews - Presiden Venezuela, Hugo Chavez, mengencam serangan ke Libya oleh Koalisi yang dipelopori Amerika Serikat (AS) akhir pekan lalu. Bagi Chavez, serangan ke Libya merupakan "pengeboman yang serampangan" sehingga hanya akan menimbulkan banyak korban jiwa.
Menurut kantor berita Associated Press, kecaman itu dilontarkan Chavez di ibukota Venezuela, Caracas, pada Minggu malam waktu setempat. Menurut Chavez, serangan Koalisi itu tidak akan efektif menyelesaikan konflik domestik di Libya, antara rezim Muammar Khadafi dan pihak pemberontak.
"Kabar bahwa warga sipil telah menjadi korban mulai bermunculan karena begitu banyak bom yang ditembakkan dari laut - ada sekitar 200, 400 bom," kata Chavez. Menurut klaim pemerintah Libya, serangan udara Koalisi itu telah menewaskan sedikitnya 48 jiwa.
Sebaliknya, pihak AS mengklaim bahwa mereka belum menerima laporan korban jiwa di pihak sipil. Menurut pejabat militer AS, Laksamana Madya William Gortney, serangan Koalisi telah efektif menghancurkan fasilitas pertahanan udara dan target militer Libya.
Namun, bagi Chavez, serangan itu hanya menimbulkan kesan bahwa Libya telah dijajah. "Libya di bawah tembakan kekuatan imperial. Tidak ada yang membenarkan ini," kata Chavez. Menurut dia, AS telah lama memburu kandungan minyak mentah di Libya.
Dia pun mengingatkan AS agar jangan sekali-kali menerapkan tindakan yang sama kepada Venezuela. "Dengan Venezuela, jangan pernah ada niat untuk melakukan yang sama, Mister Obama," kata Chavez.
Kritik yang sama, walau tidak sekeras Chavez, juga diutarakan oleh Presiden Paraguai, Fernando Lugo. "Saya menyesal bahwa PBB telah melegitimasi serangan-serangan itu," kata Lugo.
Serangan atas Libya dimulai pada Sabtu pekan lalu, 19 Maret 2011. Kapal perang AS dan Inggris saat itu menembakkan 112 rudal jelajah Tomahawk ke target-target militer Libya. Selanjutnya pesawat AS - di antaranya pengembom siluman B-2 dan jet-jet tempur Marinir - bersama dengan pesawat-pesawat Prancis melakukan serangan udara.
Menurut AS, serangan itu untuk menjalankan resolusi Dewan Keamanan PBB yang disahkan Kamis pekan lalu, yang merestui penerapan zona larangan terbang di Libya untuk mencegah serangan udara rezim Khadafi atas pasukan pemberontak. (umi)
• VIVAnews
0 komentar:
Posting Komentar