VIVAnews - Penyerangan pasukan Dewan Keamanan (DK) PBB yang dipimpin oleh Amerika Serikat ke Libya dikecam oleh Liga Arab. Mereka mengatakan, bukan ini yang mereka inginkan saat mendukung resolusi DK PBB terhadap penerapan zona larangan terbang di Libya.
Seperti dimuat di laman Sky News, Senin, 21 Maret 2011, Sekretaris Jenderal Liga Arab, Amr Mussa, mengatakan bahwa penyerangan tersebut bukanlah hasil yang mereka harapkan. Apa yang terjadi saat ini, ujar Mussa, sangat bertentangan dengan maksud dari dukungan mereka terhadap pemberlakuan zona larangan terbang.
"Yang kami inginkan adalah perlindungan bagi warga sipil, bukan justru menyerang warga sipil," ujar Mussa.
Dukungan dari 22 negara anggota Liga Arab terhadap pemberlakuan zona larangan terbang oleh PBB disampaikan pada 12 Maret lalu, di tengah bentrokan antara pasukan pro dan anti Muammar Khadafi di Libya. Liga Arab mengatakan bahwa Khadafi telah kehilangan legitimasinya sebagai pemimpin saat dia menyerang para demonstran.
Namun, niat baik Liga Arab yang dimaksudkan untuk melindungi warga sipil sangat berbeda dengan apa yang terjadi saat ini. Pasukan angkatan udara Amerika Serikat, Inggris dan Prancis, melancarkan serangan membabi buta ke daratan Libya. Dilaporkan, pasukan tersebut telah menembakkan 120 rudal Tomahawk yang menewaskan 48 jiwa.
"Dari awal kami meminta zona larangan terbang diberlakukan untuk melindungi warga sipil Libya dan mencegah kekerasan yang akan terjadi," ujar Mussa.
Mussa mengatakan Liga Arab akan segera mengadakan pertemuan darurat terkait hal ini. Perdamaian di Libya kini telah menjadi agenda utama di Liga Arab.
Komentar dan kritikan Mussa ini bertentangan dengan pernyataan dari pemerintah Prancis dan Inggris yang mengatakan bahwa negara-negara Arab berpartisipasi dalam operasi penyerangan tersebut.
Juru bicara Kementerian Pertahanan Prancis, Lurent Teisseire, di Paris, mengatakan bahwa Qatar akan menurunkan empat pesawat jet tempurnya untuk ikut dalam operasi penyerangan.
"Keputusan Qatar ini sangat penting. Hal ini menunjukkan partisipasi Arab dalam operasi ini," ujar Teisseire.
Di London, Menteri Pertahanan Inggris, Liam Fox, mengatakan bahwa negara-negara Arab akan turut serta dalam serangan pada beberapa hari lagi. "Saya berbicara pagi ini dengan beberapa pemimpin Arab yang mengatakan mereka akan bergabung dan menyampaikan respon hangatnya," ujar Fox.
• VIVAnews
0 komentar:
Posting Komentar