VIVAnews - Helikopter militer Jepang dikerahkan untuk mengangkut air laut dan menyiramkannya ke reaktor nuklir di Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN), Dai-ichi, Prefektur Fukushima, pada Kamis pagi, 17 Maret 2011.
Juru bicara Kementerian Pertahanan Jepang, Kazumi Toyama, dilansir dari laman Associated Press, mengatakan pemerintah Jepang menurunkan helikopter militer tipe CH-47 Chinook untuk menyiramkan air laut ke reaktor unit tiga pada pukul 09.48 waktu setempat. Helikopter menyiramkan sedikitnya empat kali ke atas reaktor tersebut.
Penyiraman dimaksudkan untuk mendinginkan reaktor dan untuk mengisi kembali kolam pendingin batangan bahan bakar (fuel rods) di unit tersebut. Pemilik instalasi PLTN, Tokyo Electric Power Co., sebelumnya telah mengumumkan kolam pendingin hampir kosong, yang akan menyebabkan batangan bahan bakar panas.
Langkah penyiraman dengan air laut sebelumnya akan dilakukan pada hari Rabu. Namun, karena tingkat radiasi tiba-tiba memuncak, rencana itu dibatalkan. Sejak peristiwa gempa dan tsunami menghantam Jepang pada Jumat pekan lalu, petugas di instalasi PLTN ini berjuang dengan waktu untuk mendinginkan reaktor nuklir.
Pendinginan secara manual dilakukan setelah listrik mati dan pendingin darurat menggunakan generator diesel rusak akibat bencana. Sedikitnya 170.000 orang di radius 20 km diungsikan, dan di radius lebih dari itu diimbau untuk tetap berada di dalam rumah.
Sebelumnya, ketua Komisi Peraturan Nuklir Amerika Serikat, Gregory Jaczko, mengatakan batangan bahan bakar di unit keempat telah terekspos udara. Ditambah lagi, persedian air pendingin di unit ini semakin menipis. Hal ini akan menyebabkan tingkat radiasi meningkat ke tingkat yang ekstrem.
"Kami yakin kolam cadangan telah rusak dan tidak ada air lagi untuk mendinginkan, dan kami yakin tingkat radiasi sangat tinggi, yang kemungkinan akan memengaruhi usaha petugas di sana," ujar Jaczko dilansir dari stasiun berita CNN.
Juru bicara pemerintah, Noriyuki Shikata, mengaku mendengar komentar Jaczko, namun dia tidak dapat mengkonfirmasi. "Saya tidak bisa berkomentar berdasarkan pernyataan itu," ujarnya. (umi)
• VIVAnews
0 komentar:
Posting Komentar