VIVAnews - Joachim Gauck dinyatakan menjadi presiden baru Jerman setelah memenangkan 991 dari keseluruhan 1.232 suara dalam pemilu presiden putaran pertama. Figur antikomunis ini pun akan menggantikan Christian Wulff, presiden sebelumnya yang mundur karena kasus korupsi.
Kantor berita BBC, Minggu 18 Maret 2012 melaporkan, mantan pendeta Lutheran berusia 72 tahun ini mengalahkan rivalnya, jurnalis serta mantan pemburu Nazi, Beate Klarsfeld, yang hanya memperoleh 126 suara. Kemenangan Gauck yang maju secara independen ini disambut meriah oleh para pejabat dan anggota parlemen.
Kanselir Jerman Angela Merkel menyebut kemenangan Gauck sebagai tanda betapa Jerman telah berkembang pesat sejak runtuhnya Tembok berlin, hampir 23 tahun lalu. "Akhirnya ada perwakilan Jerman Timur juga di antara kita, namun masih banyak yang perlu dilakukan demi kesatuan Jerman," kata Merkel dalam sambutannya, diberitakan stasiun televisi Al-Jazeera.
Merkel berharap, Gauck dapat memulihkan citra kepresidenan Jerman setelah tercoreng oleh skandal gratifikasi Wulff, yang dulu juga merupakan rival Gauck dalam pemilihan presiden Jerman 2010.
Joachim Gauck, pria kelahiran 1940 ini, adalah salah satu dari sejumlah pendeta yang ikut mendorong jatuhnya rezim Jerman Timur yang berujung reunifikasi dengan Jerman Barat. Dipandang sebagai Nelson Mandelanya Jerman, ayah empat anak ini memperoleh dukungan media dari berbagai latar belakang politik.
Selama beberapa tahun terakhir, Gauck yang menyebut dirinya sebagai konservatif kiri liberal gigih berkampanye menentang ancaman kaum ekstremis kiri dan ekstremis kanan yang berbahaya bagi masa depan Jerman. (ren)
• VIVAnews
0 komentar:
Posting Komentar