VIVAnews - Presiden Timor Leste, Ramos Horta, mengaku kalah dalam pemilihan umum Sabtu pekan lalu. Dia mengucapkan selamat kepada dua kandidat teratas, Fransisco Guterres dan Taur Matan Ruak, yang akan bersaing pada pemilu putaran kedua pada 21 April mendatang.
Menurut stasiun berita BBC, 19 Maret 2012, Horta mengakui sudah tidak mungkin bagi dia kembali menjadi presiden untuk periode baru setelah hasil pemungutan suara menunjukkan bahwa dia hanya berada di urutan ketiga. Menurut data dari Komisi Pemilu Timor Leste hari ini sedikitnya sudah 84 persen surat suara telah dihitung.
Berdasarkan undang-undang pemilu, hanya dua kandidat teratas yang berhak maju ke putaran final. Maka, tidak ada yang bisa dilakukan Horta selain mengucapkan selamat dan berkonsentrasi mempersiapkan alih kepemimpinan kepada calon presiden baru, entah itu Guterres atau Ruak.
"Saya mengucapkan selamat kepada dua kandidat yang terus melaju ke putaran kedua," kata Horta dalam suatu jumpa pers di Ibukota Dili.
Horta merupakan salah satu tokoh yang turut mengupayakan kemerdekaan dan membangun Timor Leste sebagai negara merdeka pada 2002. Peraih Nobel Perdamaian 1996 itu pernah menjadi menteri luar negeri dan perdana menteri bagi Timor Leste.
Horta lalu pada 2007 berhasil menjadi presiden, menggantikan Xanana Gusmao. Dia saat itu mengalahkan Guterres pada putaran kedua Pemilu 2007 setelah berada di urutan kedua.
Semasa jadi presiden, tepatnya pada 2008, Horta pernah menjadi target pembunuhan. Namun dia berhasil selamat setelah tim dokter di Australia berhasil mengeluarkan peluru dari tubuhnya.
Pemilu presiden di Timor Leste kali ini diikuti dua belas kandidat. Kandidat teratas adalah Guterres dan Ruak.
Guterres merupakan kandidat dari kubu oposisi, Partai Fretilin. Ruak, yang bernama resmi Jose Maria de Vasconselos, dikenal sebagai mantan pemimpin gerilyawan FALINTIL dan, setelah negaranya merdeka, menjabat sebagai panglima angkatan bersenjata Timor Leste.
Siapapun yang tampil jadi pemimpin baru, yang bersangkutan masih harus melanjutkan tugas yang berat. Timor Leste masih bermasalah mengatasi kemiskinan walau kaya dengan sumber daya minyak dan gas di lepas pantai.
Menurut data Bank Dunia, yang dikutip Reuters, 41 persen dari 1,2 juta rakyat Timor Leste hidup dengan anggaran US$0,88 per hari. Pemerintah pun harus bekerja keras mengatasi gizi buruk di kalangan rakyat. (eh)
• VIVAnews

0 komentar:
Posting Komentar