VIVAnews - Pasca penembakan sekolah Yahudi di Toulouse, Prancis, Presiden Nicolas Sarkozy menetapkan negara dalam status darurat. Dia juga memerintahkan pencarian besar-besaran pelaku penembakan yang hingga kini belum diketahui identitasnya.
Situasi darurat ditetapkan Sarkozy sesaat setelah penembakan yang terjadi di sekolah Ozar Hatorah, Senin waktu setempat, menewaskan empat orang, tiga di antaranya anak-anak. Dilansir The New York Times, Selasa 20 Maret 2012, situasi darurat yang diterapkan berada di tingkat "Scarlet", atau tingkat tertinggi di skema anti teror Prancis.
Dalam status darurat tingkat Scarlet, tentara memiliki kuasa penuh atas keamanan wilayah. Mereka berhak menutup beberapa fasilitas publik, seperti stasiun kereta api dan jalan-jalan.
Tentara dan pasukan keamanan diturunkan di beberapa lokasi di Toulouse untuk mencari tersangka. BBC menuliskan, pencarian orang kali ini adalah salah satu yang terbesar dalam sejarah Prancis.
Sarkozy memerintahkan penjagaan ketat oleh paramiliter dan pasukan anti huru-hara di berbagai rumah ibadah, di antaranya sinagoga dan mesjid-mesjid di Prancis, sampai pelaku penembakan tertangkap.
Penembakan terjadi pada Senin pagi waktu setempat, saat para murid berkumpul di depan sekolah. Pelaku yang menggunakan skuter beraksi sendiri dan menembak membabi buta, menewaskan seorang rabbi, dua anaknya yang berusia 3 dan 6 tahun dan seorang gadis berusia antara 8-10 tahun.
Korban rencananya akan dimakamkan di Israel. "Seluruh korban tewas memiliki kewarganegaraan ganda Prancis dan Israel, dan Israel akan menjadi tempat peristirahatan terakhir mereka," kata Kementerian Luar Negeri Israel dalam sebuah pernyataan, dilansir CNN. (eh)
• VIVAnews
0 komentar:
Posting Komentar